Jumat, 04 Desember 2015

10 Eksperimen Psikologis yang Berakhir Menjadi Bencana Kemanusiaan

Psikologi adalah ilmu yang telah ada sejak lama, namun sejak awal telah membantu kita untuk mendapatkan pemahaman yang lebih besar mengenai diri kita sendiri dan interaksi kita dengan dunia. Banyak percubaan psikologois yang telah diakui dan etis, yang memungkinkan para peneliti membuat pengobatan dan terapi yang baru, dan memberikan wawasan lain ke dalam motivasi dan tindakan kita.
Sayangnya, beberapa percobaan ini malah berakhir mengerikan, menghancurkan hidup seseorang dan memberi noktah hitam terhadap ilmu psikologi.
Berikut adalah 10 percobaan psikologis yang berakhir di luar kendali manusia.
10

10. Percobaan penjara Stanford

Percobaan penjara Stanford adalah sebuah percobaan yang dilakukan oleh Philip Zimbardo di Universitas Stanford pada 1971 untuk mempelajari perilaku orang-orang biasa yang ditempatkan dalam penjara buatan. Zimbardo memcoba mencari tahu apa yang terjadi apabila orang-orang normal ditempatkan dalam situasi yang memungkinkan mereka untuk berbuat kejam. Subjek dari percobaan ini adalah 24 orang mahasiswa yang tidak memiliki catatan kriminal dan sehat secara psikologis. Dalam penjelasan yang diberikannya kepada para mahasiswa yang melamar menjadi sukarelawan, Zimbardo menyatakan bahwa masalah yang ingin dipelajarinya adalah terciptanya situasi psikologis melalui manipulasi lingkungan fisik serta bagaimana suatu label yang dikaitkan pada seseorang mampu mempengaruhi perilaku orang tersebut.
Percobaan ini dilakukan di sebuah penjara buatan di Fakultas Psikologi di Universitas Stanford. Penjara tersebut dibuat menyerupai penjara sungguhan, dengan sel penjara yang gelap tanpa adanya jendela dan tanpa adanya jam sehingga para subjek percobaan tidak mengetahui waktu yang telah berlalu. Selanjutnya seluruh percobaan ini dilakukan persis seperti kejadian nyata. Para sukarelawan yang telah ditetapkan menjadi "tahanan" didatangi kerumahnya dengan mobil polisi sungguhan, ditangkap, digeledah dan diborgol didepan umum. Sesampainya di penjara, mereka digeledah lagi dengan menelanjangi masing-masing tahanan kemudian dimasukkan ke dalam sel penjara dengan ditutup matanya dan dibiarkan beberapa saat. Setelah itu mereka dirantai kakinya dan dipakaikan baju penjara dengan kode masing-masing di punggung. Hal tersebut dilakukan untuk mereplika perlakuan, pelecehan dan penghinaan yang sama yang didapat tahanan sungguhan.
Pada awalnya, percobaan ini direncanakan untuk berlangsung selama 14 hari namun pada hari yang keenam percobaan ini terpaksa harus diberhentikan karena perilaku para "penjaga" penjara yang semakin kejam dan para "tahanan" yang mengalami tekanan secara emosional. Hanya dalam waktu satu hari, subjek percobaan menjiwai peran masing-masing sebagai penjaga dan tahanan seolah-olah itu bukan eksperimen dan mereka berada dalam penjara asli. Di hari kedua, beberapa tahanan memohon untuk dikeluarkan dari tempat tersebut bahkan dalam waktu lima hari terdapat sepuluh orang tahanan yang dibebaskan. Percobaan ini dihentikan setelah mendapatkan protes dari psikolog Universitas California, Berkeley bernama Christina Maslach yang kemudian menjadi istri Dr. Zimbardo.
Selama eksperimen berlangsung, tahanan dan penjaga penjara menjalani dengan sungguh-sungguh peran yang diberikan bagi mereka sekalipun mereka menyadari kalau ini hanyalah percobaan belaka. Melalui percobaan ini, Zimbardo menyimpulkan bahwa orang-orang biasa, yang sehat secara psikologis, dapat melakukan kejahatan apabila diperhadapkan di situasi yang memungkinkan mereka untuk melakukannya.
9

9. Monster Study

Monster study adalah percobaan kegagapan bicara pada 22 anak-anak yatim di Davenport, Iowa, pada tahun 1939 yang dilakukan oleh Wendell Johnson di University of Iowa. 
Setelah menempatkan anak-anak dalam kelompok kontrol dan eksperimen, Tudor memberikan terapi bicara positif pada setengah dari anak-anak, yaitu memuji kelancaran bicara mereka dan lain-lain. Sedangkan setengahnya lagi diterapi dengan berbicara negatif, yaitu meremehkan anak-anak itu pada ketidaksempurnaan berbicara dan memberitahu mereka mereka bahwa mereka bodoh. Banyak dari anak-anak yatim piatu yang normal yang telah menerima terapi negatif dalam percobaan itu, malah menderita efek psikologis negatif dan beberapa masalah bicara yang selalu tertahan selama hidup mereka. Dan ternyata, beberapa anak yang dulunya tidak mengalami masalah apa-apa dalam percobaan ini, malah mengalami masalah kegagapan di kemudian hari.
Pada tahun 2007, 6 anak yatim ini menerima dana $925.000 sebagai bentuk kompensasi akibat kerusakan mental yang mereka terima.
8

8. MK-ULTRA

Frank Olson adalah seorang karyawan sipil untuk angkatan darat AS di sebuah instalasi rahasia di Frederick, Maryland, yang disebut dengan Kamp Detrick pada saat itu.
Selama 10 tahun bekerja di sana, Olson yang tidak tahan menjadi subyek rezim militer dan segala kedisiplinan dan keamanannya, memutuskan untuk keluar. Setelah keluar dari pekerjaannya itu, Olson mulai membicarakan semua rahasia yang ia ketahui selama bekerja di sana ke semua orang yang seharusnya tidak boleh tahu tentang rahasia itu. Semua yang bekerja di Kamp Detrick telah diambil sumpahnya untuk tidak membicarakan apa pun yang mereka kerjakan di tempat itu, naik ketika masih bekerja di sana maupun ketika telah keluar.
Semasa bekerja di Kamp Detrick, Olson mengerjakan pekerjaan yang sangat rahasia yang tidak dapat dibayangkan oleh siapa pun. Semuanya seputar pengembangan senjata beracun dan mematikan, menggabungkan zat biologi dan kimia. Dan sekitar tahun 1950, CIA membentuk sebuah aliansi langsung dengan divisi tempat Olson bekerja untuk militer AS.
Ketika Fort Detrick membentuk aliansi dengan CIA, aliansi itu diberi kode MK NAOMI dan merupakan bagian dari proyek yang lebih luas yang disebut MK ULTRA. Itu merupakan sebuah proyek penelitian yang memberikan 147 hibah sekolah-sekolah tinggi, universitas, dan lembaga penelitian di seluruh negeri, untuk melakukan penelitian rahasia dengan obat-obatan: heroin, LSD, mescaline, morfin. Mereka mempelajari efeknya dan bagaimana obat-obatan itu dapat dijadikan sebagai senjata. Teknologi yang dikembangkan di bawah MK ULTRA akan diambil dan diterapkan untuk operasi lapangan yang akan dilakukan di Eropa atau di Jerman Timur, dan terkadang di Rusia.
Uji coba yang membuat Olson berada dalam masalah dan yang akhirnya membuat dia terbunuh adalah uji coba yang dilakukan pada bulan Agustus tahun 1951 di sebuah desa kecil di selatan Perancis, tidak jauh dari Marseille. Dan CIA mendanai Kamp Detrick untuk melakukan eksperimen di sana dengan menyemprotkan LSD aerosol di desa tersebut. Uji coba itu mempengaruhi 500 penduduk desa, mendorong tiga orang untuk bunuh diri, dan membuat 40 lainnya harus dibawa ke institusi kejiwaan terdekat.
Salah satu korbannya adalah Theodore Kaczynski, si Unabomber, pelaku pemboman yang telah menebar teror di US selama tahun 1978 hingga 1995.
7

7. Penyuntikan LSD kepada gajah.

Pada tahun 1962, Warren Thomas, direktur Lincoln Park Zoo di Oklahoma City, menyuntik gajah dengan LSD bernama Tusko dengan 3.000 kali dosis wajar manusia. Penyuntikan ini merupakan percobaan untuk menentukan apakah obat ini bisa memancing agresivitas dan kadar hormon yang tinggi yang dialami gajah jantan secara berkala. Satu-satunya kontribusi yang dihasilkan Thomas adalah membuat sebuah bencana karena Tusko meninggal tak lama setelah jatuh pingsan dan kejang-kejang.
6

6. Percobaan Milgram.

Percobaan Milgram atau dikenal juga sebagai percobaan kepatuhan kepada otoritas adalah sebuah percobaan yang dilakukan oleh Stanley Milgram, seorang profesor psikologi dari Universitas Yale untuk mecari tahu sampai sejauh mana orang-orang akan mematuhi figur otoritas ketika disuruh untuk melakukan hal yang berlawanan dengan hati nurani dan berbahaya. Percobaan ini dilakukan oleh Milgram pada 1961 setelah sidang terhadap kriminal Perang Dunia II, Adolf Eichmann diadakan. Eichmann yang adalah seorang Nazi diadili karena perbuatannya yang telah membunuh banyak orang Yahudi. Eichmann ketika itu berdalih bahwa ia hanya menuruti perintah atasannya. Peristiwa ini menjadi dasar bagi Stanley Milgram untuk melakukan percobaannya.
Peserta dari percobaan ini dicari melalui sebuah iklan di koran lokal yang mengumumkan bahwa dibutuhkan orang untuk berpartisipasi dalam sebuah studi tentang memori. Sebagai kompensasi, setiap peserta menerima uang sebesar $4.50. Iklan tersebut juga menyebutkan profesi-profesi apa saja yang diharapkan untuk berpartisipasi. Percobaan pun berjalan setelah didapatkan total 40 partisipan. Setiap partisipan mengambil undian yang tanpa mereka ketahui selalu bertuliskan "guru" dan partisipan lainnya, yang sebenarnya adalah aktor, bertindak sebagai "murid". Kemudian "guru" dan "murid" masuk ke ruangan yang berbeda. Tugas dari guru adalah membacakan rangkaian soal dan murid menjawabnya dengan menekan tombol pada mesin yang disediakan. Apabila jawaban yang diberikan salah maka guru harus memberikan tegangan listrik kepada murid. Tegangan listrik tersebut bertahap mulai dari 15 volt hingga 450 volt dan diberikan label mulai dari "tegangan rendah", "tegangan sedang" hingga "bahaya: tegangan listrik fatal" sedangkan dua volt tertinggi bertuliskan "XXX".

E adalah penguji, T adalah guru atau peserta percobaan sedangkan L adalah murid yang sebenarnya adalah aktor.
Ketika mencapai level 300 volt, murid akan mengetuk-ngetuk dinding memohon agar percobaan dihentikan. Diatas 300 volt, murid akan diam dan menolak untuk menjawab pertanyaan yang lalu oleh penguji akan dianggap sebagai jawaban salah sehingga tegangang listrik harus diberikan. Sampai tingkat tegangan listrik mana partisipan berhenti menjadi ukuran dari kepatuhannya terhadap otoritas. Dari 40 orang yang menjadi peserta percobaan ini sebanyak 26 orang memberikan tegangan tingkat tertinggi sementara 14 orang berhenti sebelum mencapai tingkat paling tinggi.
5

5. Tony LaMadrid

Banyak penderita skizofrenia yang mengikut penelitian yang diadakan University of California studi yang mengharuskan mereka untuk berhenti minum obat mereka dalam program yang dimulai pada tahun 1983. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang akan memungkinkan dokter untuk mengobati skizofrenia secara lebih baik, tapi ternyata penelitian ini malah mengacaukan kehidupan para subjek tes ini, 90% di antaranya kambuh dan mengalami penyakit mental. Salah satu peserta, Tony Lamadrid, melompat menuju kematiannya dari atap enam tahun kemudian setelah pertama kali mendaftar dalam penelitian ini.
4

4. Lubang keputusasaan

Psikolog Harry Harlow terobsesi dengan konsep cinta, tapi daripada menulis puisi atau lagu-lagu cinta, ia melakukan eksperimen mengerikan pada monyet selama tahun 1970-an. Salah satu eksperimen adalah mengurung monyet dalam isolasi total dalam alat yang disebut "pit of despair" (lubang keputusasaan), sebuah ruang kosong yang merampas stimulus atau sosialisasi para hewan, yang mengakibatkan monyet percobaanya menjadi gila dan bahkan mati kelaparan. Harlow mengabaikan kritik dari rekan-rekannya, dan dia membalas mengatakan, "Bagaimana mungkin kamu mencintai monyet?" Penelitiannya dicap sebagai percobaan mengerikan dan telah memancing gerakan perlindungan hewan.
3

3. The Third Wave

Sama seperti percobaan Milgram, The Third Wave, yang diadakan pada tahun 1967, adalah percobaan untuk mengeksplorasi cara-cara di mana bahkan masyarakat demokratis dapat disusupi oleh daya tarik fasisme. Menggunakan kelas siswa SMA subjek penelitian, para penelit menciptakan sebuah sistem dimana beberapa siswa dianggap sebagai anggota sebuah perkumpulan yang bergengsi. Para siswa menunjukkan peningkatan motivasi belajar, namun, yang lebih mengkhawatirkan, menjadi bersemangat untuk melakukan hal-hal jahat, seperti mengucilkan non-anggota dari kelas. Bahkan yang lebih menyeramkan, perilaku ini berlanjut terus di luar kelas. Setelah hanya empat hari, percobaan ini dianggap telah di luar kendali dan akhirnya dihentikan.
2

2. Terapi pengalihan homoseksual.

Pada tahun 1960, homoseksualitas dianggap sebagai penyakit mental, dimana banyak orang yang mencari (secara sukarela atau sebaliknya) cara untuk "menyembuhkan" diri dari daya tarik seksual kepada jenis kelamin yang sama. Terapi eksperimental pada saat itu adalah terapi pengalihan - di mana gambar homoseksual dipasangkan dengan hal-hal seperti kejutan listrik dan suntikan yang menyebabkan muntah. Konsep awalnya adalah bahwa pasien akan mengasosiasikan rasa sakit dengan homoseksualitas. Alih-alih "menyembuhkan" homoseksualitas, percobaan ini secara mendalam malah merusak psikologis pasien, dan setidaknya satu orang telah meninggal akibat "pengobatan" yang diterimanya, setelah ia mengalami koma.
1

1. David Reimer

David Reimer, lahir di Kanada pada 22 Agustus 1965. Ia adalah seorang anak laki-laki yang sehat dan normal. Ketika melakukan prosedur sirkumsisi (sunat) di usia 8 bulan, terjadi kesalahan prosedur yang mengakibatkan hampir sebagian penisnya hancur karena alat potong yang digunakan. Khawatir akan keselamatan dan kelangsungan hidup anaknya, orang tua David membawanya ke rumah sakit dan bertemu dengan seorang psikolog yang dianggap ahli tentang perkembangan seksual dari seseorang waktu itu, Dr. John Money.
Sang Psikolog mengeluarkan keputusan yang kontroversial namun dengan penjelasan singkat orang tua David menerima saran Dr. Money. Dr. Money menyarankan kepada David untuk mengubah jenis kelamin David menjadi perempuan, dengan memotong sisa penis David serta merekonstruksinya menjadi vagina kemudian menyuntiknya dengan hormon estrogen, kemudian mengganti namanya menjadi Brenda. Yang tidak diketahui orang tua David adalah, Dr. Money sedang menjadikan David sebagai subyek penelitiannya yang ingin membuktikan bahwa pola asuh yang menentukan identitas gender seseorang, bukan faktor alami.
Penelitian yang dilakukan tanpa persetujuan orang tua David dan David sendiri ini dianggap berhasil karena semua prosedur fisik berhasil dilakukan oleh dokter dan perilaku David atau Brenda dilaporkan menjadi lebih fenimin, meski sejak usia 22 bulan David harus buang air melewati sebuah lubang yang dibuat di daerah perutnya. Hal ini berlangsung sampai usia Brenda 2 tahun. Ia menolak mengenakan pakaian perempuan dan merobek semua pakaian yang dikenakannya, ia menolak untuk bermain boneka dan lebih memilih bermain dengan pistol mainan. Ia juga beberapa kali memprotes dan mempertanyakan kepada orang tua dan gurunya bahwa ia merasa sebagai laki-laki. Dr. Money yang sedang meneliti Brenda menolak permintaan orang tua Brenda untuk menjelaskan kepada Brenda tentang identitas gendernya yang sebenarnya. Di usia 14 tahun setelah berbagai pertimbangan dan saran dari psikolog lain dan pernyataan Brenda yang ingin mengakhiri hidupnya di usia 13 tahun, orang tua Brenda memberitahukan kenyataan tentang identitas Brenda yang sebenarnya. Brenda menerimanya dengan gembira dan kembali melalukan operasi untuk mengubah kembali jenis kelaminnya menjadi laki-laki, sementara Dr. Money tetap menolak untuk mengungkap identitas asli Brenda.
Meski akhirnya menikah dan mempunyai 3 anak tiri, Brenda yang sekarang kembali menjadi David mengalami depresi dan trauma yang sangat dalam terkait eksperimen yang dilakukan Dr. Money, kematian saudara kembarnya akibat overdosis, dan mengalami kesulitan untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Di usia 20-an kembali ia mengeluarkan pernyataan ingin bunuh diri kepada ayahnya. Ia merasa ketakutan dan terus terbayang akan eksperimen Dr. Money yang memaksanya untuk berpose telanjang dan memperlihatkan gambar perempuan tanpa busana untuk memaksanya meneriman bahwa dirinya adalah perempuan, bahkan memaksanya melakukan apa yang disebut media sebagai “permainan seksual” dengan Dr. Money bersama dengan saudara kembarnya.
Tanggal 5 Mei 2004, pada usianya yang ke-30, David tidak sanggup lagi menanggung semua beban kehidupan dan identitas barunya. Dengan meninggalkan surat terakhir kepada istri dan psikolognya, David menembakkan sebuah senapan ke mulutnya di sebuah tempat parkir di dekat rumahnya dan mengakhiri semua kebimbangan, depresi, serta ketakutannya. Orang tua David serta merta menyalahkan metode Dr. Money yang kontroversial yang mengakibatkan kematian yang sangat menyedihkan anak laki-laki mereka dan membawa Dr. Money ke pengadilan dengan tuntutan praktik illegal yang menyebabkan kematian seseorang.
Dr. Money meski akhirnya divonis bebas oleh pengadilan karena dinyatakan tidak terbukti bersalah dan menyatakan menolak untuk terlibat dalam kejadian bunuh diri David, tetap menjadi seorang yang sangat kontroversial, ditambah lagi dengan pernyataan para ahli yang mengatakan bahwa sebenarnya Dr. Money telah gagal melakukan eksperimen di masa kanak-kanak dari David tetapi tetap memaksakan keinginannya untuk melanjutkan penelitiannya dan tidak bertanggung jawab atas keselamatan dan tekanan psikologis yang diterima oleh David. Ditambah lagi kenyataan bahwa Dr. Money dianggap telah menutup mata dan berbohong kepada orang tua dan publik tentang perkembangan kasus David terutama penyataan David tentang keinginanya untuk mengakhiri hidupnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar