Warna biru tampak indah dilangit pada siang hari disaat terik matahari menyinari permukaan bumi yang tampak seperti kelereng biru bila dilihat dari luar angkasa.
Saat malam menjelang pun, disaat cahaya bulan menyinari permukaan bumi, warna langit itupun terlihat tampak seperti warna langit di siang hari yaitu warna biru.
Sebuah pertanyaan muncul, mengapa warna langit itu biru? Apakah tercipta dari pantulan warna samudera di seluruh permukaan bumi ataukah warna biru itu merupakan warna yang muncul akibat cahaya matahari?
Gelombang Cahaya
Cahaya yang tampak dan bersumber dari matahari sejatinya bukanlah gelombang cahaya yang terdiri hanya dari satu gelombang warna saja.
Cahaya matahari terdiri dari banyak gelombang dalam kumpulan cahaya, namun jika cahaya menyatu maka yang tampak hanya berwarna putih terang seperti cahaya matahari tersebut.
Sir Isaac Newton untuk pertama kalinya menguji coba seberkas cahaya tampak yang berasal dari matahari dilewatkan pada sebuah prisma kaca.
Hasilnya seberkas cahaya matahari melewati prisma dan terbias melebar, lalu beberapa warna terlihat akibat hamburan cahaya dari prisma tersebut.
Ternyata cahaya dapat terhambur (spectrum) oleh prisma kaca dan membuktikan bahwa cahaya putih ternyata terdiri dari beberapa macam warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Urutan cahaya tergantung dari besar kecilnya gelombang tersebut, biasanya akan berurutan dari merah, oranye (jingga), kuning, hijau, biru, nila (indigo) danungu atau dalam pelajaran sekolah dulu, sering disingkat agar mudah diingat, menjadi :MEJIKU-HIBINIU.
Dibawah warna merah, warna tersebut mulai tak terlihat oleh mata manusia dan disebut sebagai cahaya yang “lebih rendah dari warna merah” atau Infra Merah (Infra Red).
Dan diatas warna ungu juga demikian, warna tersebut mulai tak terlihat oleh mata manusia dan disebut sebagai cahaya “lebih tinggi dari warna ungu” atau Ultra Ungu (Ultra Violet)
Ketika Cahaya Matahari Bertemu Atmosfir
Mengacu pada langit yang menjadi biru akibat cahaya matahari, maka sebelum cahaya matahari menjangkau permukaan bumi, langkah pertama yang harus dilalui oleh cahaya matahari tersebut adalah melewati lapisan udara tak kasat mata atau yang terkenal dengan istilah Atmosfer.
Diluar angkasa, cahaya matahari yang pada awalnya tidak berinteraksi dengan media apapun saat memasuki atmosfer mulai berinteraksi dengan molekul molekul udara yang dapat menyebabkannya terhambur ke segala arah.
Hamburan ini terkenal dengan istilah hamburan Rayleigh. Hamburan Rayleigh merupakan hamburan elastis gelombang elektromagnetik (termasuk cahaya) yang disebabkan saat seberkas cahaya melewati partikel dimana panjang gelombang cahaya lebih panjang dari pada panjang gelombang partikel yang dilewatinya.
Pada kenyataannya, saat matahari melewati lapisan udara atau atmosfer, panjang molekul-molekul udara seribu kali lebih kecil dari pada panjang gelombang cahaya matahari itu sendiri.
Sehingga hal ini menyebabkan cahaya matahari terhambur menjadi beberapa macam gelombang warna seperti ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah.
Warna Biru Adalah Hamburan Spektrum Warna Terkuat
Hamburan warna biru merupakan hamburan warna terkuat atau setidaknya empat kali lebih kuat daripada hamburan warna-warna lainnya. Langit yang tampak biru tak lain merupakan hasil dari hamburan gelombang cahaya matahari yang didominasi oleh hamburan gelombang cahaya warna biru.
Warna langit biru yang didominasi oleh hamburan warna biru dari cahaya matahari. Sejatinya langit tidaklah memiliki warna, dan warna yang tercipta merupakan warna yang terjadi akibat hamburan dari cahaya matahari.
Saat malam pun juga demikian. Warna biru yang muncul saat bulan purnama atau saat bulan menyinari bumi adalah sebagai akibat dari terhamburnya cahaya matahari oleh molekul udara yang kemudian warna langit didominasi oleh warna biru. (sumber: Eko Hadi G / KafeAstronomi / atoptics.co.uk / allposters.com.au / wallcoo.net)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar