Rabu, 18 Maret 2015

Kehidupan di Bumi Hampir Punah: Dulu Kala, Sinar Gamma Pernah Menghantam Bumi Pada Tahun 774 Masehi

doomsday header

menjadi penyebab adanya ledakan intens radiasi energi-tinggi yang pernah menghantam Bumi pada abad ke-8 Masehi.
supernovae
Peristiwa Radiasi Sinar Gamma Abad Ke-8
Pada tahun 2012 lalu, ilmuwan Fusa Miyake mengumumkan deteksi tingkat tinggi adanya isotop Carbon-14 dan Berilium-10 di tahun 775 Masehi, yang menunjukkan bahwa ledakan radiasi sinar gamma telah menghantam Bumi pada tahun 774 atau 775 Masehi.
Karbon-14 dan Berilium-10 terbentuk ketika radiasi bertabrakan di ruang angkasa dengan atom nitrogen, kemudian meluruh hingga berbentuk lebih berat dari pada karbon dan berilium.
Penelitian sebelumnya telah mengesampingkan adanya ledakan terdekat pada sebuah bintang masif (supernova) yang tidak tercatat dalam pengamatan pada saat itu, dan tidak ada sisa-sisa yang telah ditemukan.
isotop Carbon-14 dan Berilium-10
Prof Miyake juga mempertimbangkan apakah Solar Flare salah satu penyebabnya, tetapi dugaan ini tidak cukup kuat untuk mendasari sebab akibat kelebihan karbon-14.
Ledakan yang besar kemungkinan akan disertai dengan pelepasan materi dari korona matahari, hal ini juga akan menyebabkan fenomena cahaya di utara dan selatan (yang dikenal Aurora), tetapi catatan sejarah tidak menyatakan hal itu terjadi.
Peneliti menunjukkan bukti dalam sejarah Anglo-Saxon yang menggambarkan Salib Merah terlihat setelah matahari terbenam, dan menyatakan bahwa hal ini mungkin peristiwa supernova. Tapi peristiwa ini terjadi di tahun 776 Masehi, waktu yang terkait tidak tepat untuk membuktikan adanya karbon-14 dan masih tidak menjelaskan mengapa tak ada sisa-sisa yang bisa terdeteksi.
Sinar Gamma Berasal Dari Tabrakan Dua Bintang
Sementara Hambaryan dan Neuhauser memiliki penjelasan lain, mereka konsisten dengan pengukuran karbon-14 dan tidak ditemukan bukti pendukung adanya peristiwa besar di luar angkasa. Ilmuwan Valeri Hambaryan dan Ralph Neuhauser dari University of Jena-Jerman, mempublikasikan hasil penelitian mereka di jurnal Monthly Notices dari Royal Astronomical Society.
Mereka menunjukkan sisa-sisa dua bintang padat, yaitu lubang hitam, bintang neutron atau bintang kerdil putih yang saling bertabrakan dan tergabung menjadi satu. Ketika peristiwa ini terjadi, beberapa energi telah dilepaskan dalam bentuk sinar gamma, dan bagian yang paling energik dari peristiwa spektrum elektromagnetik mencakup cahaya Aurora.
tabrakan bintang kerdil (illustrasi) Credit: NASA
Tabrakan bintang kerdil (illustrasi) Credit: NASA
Dalam penggabungan dua bintang ini, ledakan sinar gamma sangat intens tetapi berlangsung cepat, biasanya terjadi kurang dari dua detik. Peristiwa ini terlihat di galaksi lain berkali-kali setiap tahun, berbeda dengan semburan durasi panjang tanpa penampakan cahaya yang sesuai.
Jika ini hal ini merupakan penjelasan adanya ledakan radiasi sinar gamma di tahun 774-775 Masehi, maka bintang yang tergabung terletak sangat jauh sekitar 3000 tahun cahaya. Atau jika lebih dekat, peristiwa itu akan menyebabkan punahnya beberapa kehidupan di darat.
Berdasarkan pengukuran karbon-14, Hambaryan dan Neuhauser meyakini bahwa sinar gamma yang meledak berasal dalam sistem bintang antara 3000 dan 12000 tahun cahaya dari Matahari.
Hal ini akan menjelaskan mengapa tidak ada catatan sejarah adanya supernova atau kemunculan aurora. Penelitian lain menunjukkan bahwa beberapa cahaya yang tampak telah memancarkan semburan sinar gamma secara singkat, yang bisa dilihat pada peristiwa yang relatif dekat. Peristiwa ini mungkin hanya terlihat selama beberapa hari dan akan mudah terjawab, tapi tetap saja berharga bagi sejarawan.
Para astronom juga mencari objek gabungan, sebuah lubang hitam yang berjarak 1200 tahun cahaya atau bintang neutron berjarak 3000-12000 tahun cahaya dari Matahari, tapi tanpa karakteristik gas dan debu dari sisa-sisa supernova.
Jika ledakan sinar gamma terjadi lebih dekat ke Bumi, peristiwa itu akan menyebabkan bahaya yang signifikan terhadap biosfer. Bahkan peristiwa serupa berjarak ribuan tahun cahaya bisa menyebabkan kerusakan sistem elektronik.
Lalu, seberapa sering radiasi tersebut menabrak bumi? Dalam 3000 tahun terakhir, diprediksikan bahwa peristiwa tabrakan radiasi sinar gamma ke Bumi pernah terjadi satu kali. Hal ini pernah terjadi pada tahun 2004 lalu, sinar gamma juga nyaris “menghajar Bumi tercinta (

Tidak ada komentar:

Posting Komentar